NAMA :
MUH.AMIRSYAH
NIM :
L21112014
TUGAS :
Pengantar Oceanografi (Rangkuman bab 1-5)
Pengertian Oceanografi
Oseanografi (berasal dari
bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan γράφειν atau graphos yang berarti
gambaran atau deskripsi juga disebutoseanologi atau ilmu kelautan) adalah
cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan.
Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi
tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan
sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala
fenomenanya. .
Oseanografi adalah bagian
dari ilmu kebumian atau earth sciences yang mempelajari laut,samudra beserta
isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara umum,
oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu:
geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah
laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti
arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang
mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan
fauna atau biota di laut.
Tujuan mempelajari Oseanografi
Tujuan mempelajari
Oseanografi fisik adalah untuk memahami sifat-sifat fisik air laut,
seperti temperatur, salinitas dan
densitas. Selain itu juga untuk mendeskripsikan proses-proses penting yang
mempengaruhi air laut, seperti interaksi laut dengan atmosphere, distribusi
angin, distribusi arus, distribusi panas serta distribusi massa air.
Sejarah perkembangan Oseanografi
Manusia pertama kali memperoleh
ilmu mengenai gelombang dan arus laut dan samudra pada zaman prasejarah.
Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo.
Penjelajahan samudra modern awal dilakukan untuk kartografi dan hanya terbatas
hingga permukaannya saja dan makhluk-makhluk yang terjaring oleh nelayan.
Pada masa itu
pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah dilakukan. Juan Ponce de León
pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali mengidentifikasi keberadaan
Arus Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut. Namun, orang yang melakukan
studi ilmiah pertama mengenai arus ini adalah Benjamin Franklin. Ia mengukur
suhu air pada beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan secara tepat
menjelaskan sebab Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus
Teluk pertama pada tahun 1769-1770. James Rennell menulis buku tes ilmiah
pertama mengenai arus di samudra Atlantik dan Hindia pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19. Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern pertama di
laut dalam pada tahun 1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya ilmiah
mengenai terumbu dan pembentukan atol sebagai hasil dari pelayaran kedua HMS
Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy menerbitkan empat volume laporan
mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward Forbes melakukan
pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi laut. Matthew
Fontaine Maury (1842–1861) menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi
laut, navigasi, dan memetakan angin dan arus kuat. Karyanya tahun 1855,
Physical Geography of the Sea, adalah buku teks oseanografi pertama. Studi
menyeluruh mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya ekspedisi
Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W. Thomson dan
John Murray. Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka dalam laporan yang
diedit oleh Murray. Murray selanjutnya menjadi pemimpin dalam studi mengenai
sedimen laut. Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu
pengetahuan tentang laut dalam perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel
laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan
ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi oseanografi internasional pertama
adalah The International Council for the Exploration of the Sea (1901). Di
Indonesia sendiri terdapat beberapa lembaga penelitian dan perguruan-perguruan
tinggi dalam bidang kelautan. Salah satu lembaga penelitian kelautan yang
tertua di Indonesia adalah Lembaga Oseanologi Nasional, yang berada di bawah
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (disingkat menjadi LON-LIPI) yang kini telah
berubah namanya menjadi Pusat Penelitian Oseanografi. Cikal bakal dari lembaga
penelitian ini dulu bernama Zoologish Museum en Laboratorium te Buitenzorg yang
didirikan pada tahun 1905.
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Laut adalah kumpulan air asin yang
sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan
suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang
lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu
sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi
karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan
tingginya pelapukan dan menyebabkan laut menjadi asin seperti sekarang ini.
Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid
menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe
mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu dekat
dengan Bumi.
Menurut para ahli, awal mula Thorik terdiri dari berbagai
versi; salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi
mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer pada saat itu
tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari
untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap Lahar di atmosfer mulaiterkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut
juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah Laut.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada
diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan
ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah
sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan
terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga
mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai
kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan
terbawa ke lautan, menyebabkan air laut menjadi semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai
terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi
semakin mendingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang
ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.
Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan
(life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan
perdebatan hingga saat ini.
Pada hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada
bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun)
menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan
hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab
pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi
awal kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang
mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan
melalui usaha perikanan dan kelautan.
Pembagian Zona Laut
1. Zona Pesisir
Berdasarkan kedalamannya
zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu :
a. Zona “Lithoral”, adalah
wilayah pantai atau pesisir atau “shore”. Di wilayah ini pada saat air pasang
tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena
itu wilayah ini sering disebut juga wilayah pasang surut.
b. Zona “Neritic” (wilayah
laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m.
Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini
paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun
tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut
disekitar kepulauan Riau.
c. Zona Bathyal (wilayah
laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga 1800
meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu
kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic.
d. Zona Abysal (wilayah laut
sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1800 m. Di
wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan
yang hidup di wilayah ini sangat terbatas.
2. Zona Laut Indonesia
Batas wilayah laut Indonesia
Luas wilayah laut Indonesia
sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua
setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang
telah disepakati oleh PBB tahun 1982. berikut ini adalah gambar pembagian
wilayah laut menurut konvensi Hukum Laut PBB. Berikut ini adalah gambar
pembagian wilayah laut menurut konvensi hukum laut PBB.
Wilayah perairan laut
Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu zona laut Teritorial, zona Landas
kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif.
a. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah
garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan
itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari
garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan
garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah
dalam garis dasar disebut laut internal.
Garis dasar adalah garis
khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau.
Sebuah negara mempunyai hak
kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban
menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan
laut. Pengumuman pemerintah tentang wilayah laut teritorial Indonesia
dikeluarkan tanggal 13 Desember 1957 yang terkenal dengan Deklarasi Djuanda dan
kemudian diperkuat dengan Undang-undang No.4 Prp. 1960.
b. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar
laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah
kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak
pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan
kontinen Australia.
Adapun batas landas kontinen
tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua
negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara
tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Sebagai
contoh di selat malaka, batas landasan kontinen berimpit dengan batas laut
teritorial, karena jarak antara kedua negara di tempat itu kurang dari 24 mil
laut. Di selat Malaka sebelah utara, batas landas kontinen antara Thailand,
Malaysia, dan Indonesia bertemu di dekat titik yang berkoordinasi 98 °BT dan 6
°LU.
Di dalam garis batas landas
kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam
yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas
damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah
Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969.
c. Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif
adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis
dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan
pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif
ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut
tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas
landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga
saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik
yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia tanggal 21 Maret 1980.
SIFAT-SIFAT
AIR
1. AIR MENEMPATI RUANG
Air mempunyai sifat
menempati ruang,contohnya air yang dituangkan pada gelas maka air itu akan
menempati ruang dalam gelas, begitu juga air yang dituangkan kedalam botol maka
air akan menempati ruangan dari botol.
2. AIR MEMPUNYAI BERAT
Air memiliki berat.
contohnya apabila sebuah ember yang kosong diisi air hingga penuh maka, apabila
ember tersebut diangkat akan terasa berat.
3. PERMUKAAN AIR YANG TENANG
SELALU DATAR
Air tenang memiliki sifat
permukaannya selalu datar, contohnya air didalam gentong, gelas atau benda yang
lain apabila diamati permukaan air itu akan selalu datar.
4. AIR MENGALIR KETEMPAT
YANG LEBIH RENDAH
Air mempuyai sifat mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. contohnya air sungai, air sungai
mengalir dari pegunungan atau mata air di tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah.
5. AIR MELARUTKAN BEBERAPA
ZAT
Air mempunyai sifat dapat
melarutkan beberapa zat. contohnya gula yang dimasukan ke dalam air lalu
diaduk-aduk maka butiran gula akan hilang, hilangnya butiran gula tersebut
karena larut dalam air.
6. AIR MENEKAN KE SEGALA
ARAH
Air memiliki sifat menekan
kesegala arah. contohnya apabila kantong plastik diisi air lalu kantong plastik
tersebut ditusuk jarum maka air akan keluar. keluarnya air itu karena air
memiliki sifat menekan ke segala arah.
7. AIR MERESAP MELALUI CELAH
KECIL
Air memiliki sifat meresap
ke celah-celah kecil. contohnya air hujan yang turun dari langit ke permukaan
tanah akan menggenangi permukaan tanah tersebut tetapi lama-kelamaan air
tersebut akan habis karena air itu meresap melalui celah-celah kecil tanah.
8. AIR DAPAT BERUBAH WUJUD
Air memiliki sifat dapat
berubah wujud. contohnya dalam pembuatan es batu, air yang dibungkus kantong
plastik lalu di masukan kedalam kullkas atau pendingin maka air tersebut lama
kelamaan akan berubah wujud dari cair menjadi padat.
ada beberapa perubahan wujud
benda yaitu:
1. Pencairan/mencair yaitu
perubahan wujud dari padat menjadi cair.
2. Pengembunan yaitu perubahan
dari gas menjadi cair.
3. Penyubliman yaitu perubahan
wujud dari padat menjadi gas
9. AIR MENGALIR DARI TEMPAT
YANG TINGGI KE TEMPAT RENDAH
Air mengalir daei tempat
tinggi ke tempat rendah.lihatlah air terjun atau air yang mengalir dari gunung
ke bawah.
Proses terbentuknya daratan
Proses terbentuknya daratan tidak lepas dari proses terbentuknya planet
bumi yang merupakan salah satu benda langit yang terbentuk dari awan/gas/asap
langit kemudian bumi itu berupa bintang yang sangat kecil karena proses tekanan
antar material pembentuk yang mempunyai tekanan (gravitasi) kearah memusat
(Inti bumi) sehingga menimbulkan pijaran panas memancar dilangit.
Kemudian saat melewati beberapa proses benda
langit yang akhirnya diketahui bernama bumi (yang saat itu masih berupa bola
pijar) mulai mendingin (karena suhu ruang langit sangat dingin, karena jaraknya
jauh dari sumber panas (matahari), maka bumi yang termasuk jauh dari matahari
dan menerima kualitas panas Matahari lebih rendah daripada planet yg lebih
dekat, sehingga lebih dulu mendingin dan membeku menjadi es, bagian luar
(kulit) bumi membentuk dasar tanah, air & atmosfer (terjadi karena siklus
alam). Selanjutnya mengalami (siklus) gejolak dari inti bumi yang mengarah
keluar ke permukaan bumi (gunung berapi) atau membentuk aktivitas vulkanik
& tektonik dari gunung berapi pada dasar tanah yang baru terbentuk itu.
Aktivitas inti bumi menimbulkan banyak terbentuk
gunung berapi yang memancarkan meterial dari inti bumi membentuk tanah daratan,
sehingga dasar tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas
planet bumi (siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Relief tanah
lempeng benua terbentuk karena siklus alam, tanah mempunyai jenis, berat, masa
jenis & kandungan material yang berbeda dan menekan ke inti bumi (gravitasi
bumi) menimbulkan tekanan besar menghasilkan panas inti bumi.
Bentuk relief daratan lempeng benua sebagian
besar terbentuk karena proses siklus hidrologi global dalam jumlah besar (pada
masa itu terjadi banjir gadang berupa air bah yang menutupi permukaan planet
bumi karena es mencair dalam jumlah besar) sehingga 2/3 lebih permukaan bumi
hampir ditutupi oleh air yang seperti pada samudera altantik utara ke selatan
telah mengikis memotong tanah antara benua Amerika, Eropa & Afrika dalam
jumlah sangat besar yang bentuknya seperti bentuk pola aliran sungai raksasa.
Pada akhirnya relief lempengan daratan benua
terbentuk, karena bergeser membentuk pecahan benua. Daratan seperti yang kita
kenal bentuknya seperti sekarang ini kemungkinan untuk berubah lagi (secara
extrim) sangat kecil karena bobot lempengan tanah daratan benua sangat berat
& tekanannya ke inti bumi sangat kuat, dan pergeserannya sangat kecil.