BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fotosintesis berasal dari kata foto
yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis
dapat diartikan sebagai penyusunan
senyawa kompleks yang memerlukan cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah energi, cahaya matahari. Proses ini dapat berlangsung
karena adanya suatu pigmen dengan bahan CO2 dan H2O. cahaya matahari terdiri atas
beberapa spectrum, masing-masing spectrum mempunyai panjang gelombang yang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap fotosintesis juga berbeda (Salisburi, 1995 ).
Fotosintesis merupakan suatu proses
biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energy dan cahaya matahari yang
dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat oleh kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luardan membrane dalam. Membran dalam
mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim yang larut dalam struktur
membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain air(H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama
fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).
Organisme autotrof menggunakan
energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang
demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat-zat kimiawi dalam
memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa
fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang sering disebut
dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa
organiknya menggunakan energy yang berasal dari cahaya matahari (Kimball,1992).
Fotosintesis sering didefinisikan
sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang
dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang
disebabkan oleh oksigen(O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesisdengan
suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan
bantuan cahaya matahari (Kimball, 1992).
Organisme dan fungsi suatu sel hidup
bergantung pada persendianenergi yang tek henti-hentinya. Sumber enrrgi ini
tersimpan dalam molekul organic seperti karbohidarat. Organisme heterotrofik,
seperti ragi dan kita sendiri hidup dan tumbuh dengan memasukkan
molekul-molekul organik kedalam sel-selnya (Kimball, 1992).
Untuk mengetahui ada tidaknya amilum yang terdapat dalam
proses fotosntesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya
dengan member perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan
dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh data dan hasil yang
bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1998)
I.1 Tujuan
Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah:
1. Untuk membuktikan bahwa proses
fotosintesis dapat mengasilkan glukosa (C6H12O6)
2.Untuk membuktikan bahwa proses
fotosintesis dapat melepaskan oksigen (O2).
I.3 Waktu dan Tempat
Praktikum fotosintesis ini
berlangsung pada hari Rabu 03 Oktober 2012 pada pukul 08.00-11.00 WITA,
bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah suatu proses
biokimia yang dilakukan tumbuhan,alga, dan beberapa jenis bakteri untuk
memproduksi energy terpakai(nutrisi) dengan memanfaatkan energy cahaya. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energy yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya, fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotositesis juga berjasa menghasilkan sebagian oksigen yang terdapat di
atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis sebagai
fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difikasi) menjadi gula
sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi
karbon adalah melalui kemosintesis. Kemosintesis merupakan penyusunana senyawa
kompleks dengan menggunakan bahan kimia. Kemosintesis dilakukan oleh sejumlah
bakteri belerang (Priestley, 1991).
Fotosintesis dikenal
sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan hijau dan
beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis
makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai
makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan
dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O
yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto “cahaya”
reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam pembuatan atau
sintesis produk (Kimball,1992).
Reaksi fotosintesis
dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam molekul air
bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu
molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk
sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil
konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun
molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan
bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang
sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak.
Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam
ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam
proses-proses di dalam tubuh (Stone, 2004).
Seperti organisme
lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan
tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas
(Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah
organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung
klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian
tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah
memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas
fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya
menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata
sekitar satu setengah juta per milimeter persegi (Malcome, 1990).
Air melalui reaksi
terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2.
Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa
aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate)
membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas , dan
energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah
komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul
CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil
konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut (Stone, 2004).
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks
dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer,
trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan
trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Monosakarida
merupakan zat yang berwarna putih yang mudah larut dalam air. Sifat ini
berkaitan dengan terdapatnya gugus –OH yang polar, sehingga antar molekulnya
maupun denga molekul air terbentuk ikatan hidrogen yang kuat.
Tumbuhan terutama
tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya
agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan
yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa
adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis,
hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
(Dwidjoseputro,1986).
Pada
tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan
kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun
yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosintesis hanya dapat dilakukan
oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu
menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi
dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan
dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa
organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat
menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme
autotrof Belerang (Priestley, 1991).
Klorofil dapat dibedakan menjadi
klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass
pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini
sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen
hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b
banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof (Kimball, 2004).
Rumus bangunnya berupa suatu cincin
yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hampir
serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg
melainkan Fe. Pada klorofil, terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang
dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air
(hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam
lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan
air). (Dwidjoseputro, 1994).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pembentukan klorofil:
1. Faktor genetik.
Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh gen tertentu di dalam kromosom.
2.
Cahaya.
Terlalu banyak sinar berpengaruh
buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang
hijaunya. Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena kena
sinar langsung, warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
Dengan tiada pemberian gula,
daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun faktor-faktor lain
cukup.
3. Nitrogen
Magnesium, Besi
yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua non
(kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan
klorosis kepada tumbuhan.
4. Air.
Air merupakan faktor keharusan pula,
kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada
rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
5. Unsur-unsur Mn, Cu, dan Zn
Meskipun hanya di dalam jumlah yang
sedikit sekali, membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman
akan mengalami klorosis juga.
6. Temperatur
Temperature antara 3o-48oC merupakan
suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman,
akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama
yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya, laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida, semakin banyak karbon dioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu, enzim-enzim yang bekerja dalam proses
fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju
fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
4. Kadar air, kekurangan air atau kekeringan
menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis), jika
kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai
jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan, penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang
tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan
lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel
fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau.
Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bacteria, berwarna
coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping
klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid yang berwarna kuning,
merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah
(Wirahadikusumah, 1985).
Pada tahun 1962, Gustav
Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat
amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian dengan yodium, amilum
dengan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun
yang hijau dan terkena sinar.
Pada percobaaan Sachs, A
daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B daun tersebut
setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan klorofilnya
dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak putih
(berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang
menunjukkan adanya amilum (Wirahadikusumah, 1985).
Fotosintesis terjadi
hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis
dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan
difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui
stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade
menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak
teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel
penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula
pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari
pengeringan dan infeksi (Kimball, 2004).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
Alat
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas piala, corong kaca, tabung reaksi, lampu
spiritus, kaki tiga,
penjepit/gegep, dan kawat kasa.
III.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah daun Hydrilla Hydrilla verticillata, daun mangga Mangifera indica, aluminium foil, air, alkohol, dan JKJ.
III.3 Cara Kerja
III.3.1
Percobaan sachs
1. Menutup sebagian helaian
daun dengan kertas timah pada malam atau saat subuh, menjepitnya dengan klip
hingga rapat.
2. Memetik daun setelah
daun terkena cahaya 2-3 jam.
3. Membuka kertas penutup
4. Memasukkan daun kedalam
air yang telah dididihkan.
5. Mengangkat daun dengan
gegep kayu, masukkan ke dalam alkohol.
6. Mengangkat daun dan
mencuci dengan aquades
7. Masukkan kedalam larutan JKJ.
8. Mengamati perubahan
warna yang ditunjukkan.
III.3.2
Percobaan ingenhouz
1.
Isilah gelas piala dengan air kemudian masukkan
daun hydrilla kedalamnya.
2.
Masukkan corong kedalam gelas piala dalam posisi
terbalik hingga menutupi daun hydrilla.
3.
Tutup pangkal corong tersebut dengan tabung
reaksi yang telah diisi air.
4.
Letakkan percobaan tersebut di tempat yang
terkena sinar matahari langsung.
5.
Amati apakah terjadi gelembung udara pada
percobaan tersebut. Adanya gelembung menunjukkan bahwa fotosintesis melepaskan
oksigen.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1
Percobaan Sachz
Gambar
percobaan sachs
Keterangan:
1.
Bagian daun mangga
yang tertutup kertas timah
2.
Bagian daun mangga yang tidak tertutup
kertas timah
3.
Gelas piala
4.
Kawat kasa
5.
Kaki tiga
6.
Air panas
7.
Daun mangga yang
telah di celupkan ke dalam air panas
8.
Pemanas spiritus
9.
Alkohol
10. Daun mangga yang telah di celupkan ke dalam Alkohol
11. Larutan JKJ
12. Butir Aluminium
13. Tabel hasil pengamatan
IV.1.2 Percobaan Ingenhouz
Gambar
percobaan Ingenhouz
Keterangan:
1.
Tabungreaksi
2.
Gelaspiala
3.
Air
4.
Corong
5.
Daun Hydrillaverticillata
6.
Gelembung
7.
Matahari
Pembahasan:
Pada
percobaan Ingenhouz kita
menggunakan daun hydrillahHydrillaverticilata.
Masukkan daun hidrilla kedalam gelas piala yang telah berisi air. Masukkan
corong dengan posisi terbalik untuk menutup daun hidrilla tersebut. Tutup corong tersebut dengan tabung reaksi
yang berisi sejumlah air. Tempatkan pada posisi yang terkena sinar matahari
langsung.
Membiarkan
selama kurang lebih 20 menit kemudian amati ada tidaknya gelembung pada
tabungreaksi tesebut. Gelembung tersebut menunjukkan adanya oksigen yang
dilepaskan oleh daun hidrilla pada proses fotosintesis.
Data percobaan
Ingenhouz
No
|
Selang waktu
|
Gelembung terbentuk
|
1.
|
0 – 5 menit
|
218
|
2.
|
6 - 10
|
608
|
3.
|
11 - 15
|
628
|
IV. 2 Pembahasan
Fotosintesis
adalah reaksi anabolisme yang membentuk glukosa dari zat sederhana co2
dan H2O dengan bantuan klorofil dan cahaya matahari. Pada tahap
pertama ( reaksi terang ) H2O akan dipecah menjai 2H2 dan
½ O2 . selanjutnya H2 akan direduksi dengan NADP menjadi
NADPH2. Energy dari NADPH selanjutnya digunakan dalam menfiksasi CO2
dan senyawa lain membentuk glukosa ( reaksi gelap )fiksasi CO2
biasanya dengan ribulosa 1,5 dipospat.
·
Reaksi fotosintesis
Cahaya
6CO2
+ 6H2O C6H12O6
+ O2 + Energi
Klorofil
Keterangan
:
Senyawa
sederhana CO2 dan H2O dengan bantuan cahaya
dan klorofil akan membentuk glukosa dan melepaskan
oksigen.
IV. 2. 1 Percobaan sachz
Pada percobaan digunakan
larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada daun
tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi lugol akan
berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin
bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang
tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas timah terdapat amilum, sedangkan
pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak terdapat amilum. Amilum
merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian
daun yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada
daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Hal
ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada
tahun 1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan
kertas timah kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol
dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada
daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum.
·
Fungsi larutan
Ada
beberapa larutan yang kita gunakan dalam percobaan Sachz, diantaranya:
1. Air
panas, berfungsi untukmerebus daun agar sel-selnya mati an layu.
2. Alcohol,
digunakan untuk melarutkan klorofil yang pada daun mangga.
3. JKJ
( Jodium Kalium Iodida ), digunakan sebagai bahan indicator amilum yang
menunjukkan ada tidaknya proses fotosintesis yang terjadi. Jika daun yang
ditetesi dengan larutan JKJ mengalami perubahan warna menjadi hitam atau ungu
maka itu artinya bagian tersebut mengalami poses fotosintesis. Jika warna tetap,
tidak mengalami fotosintesis.
·
Faktor-faktor yang
mempengaruhi fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama
yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya, laju fotosintesis maksimum ketika
banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida, semakin banyak karbon dioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya
dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air, kekurangan air atau kekeringan
menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis), jika
kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis
akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan, penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang
tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan
lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
IV.2.2 Percobaan Ingenhouz
·
Hasil
Pada uji Ingenhousz ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.
Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas 1 liter,
tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada
percobaan ini digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang
sama. Daun-daun Hydrilla
No
|
Selang
waktu
|
Gelembung
terbentuk
|
1.
|
0
– 5 menit
|
208
|
2.
|
6
– 10
|
218
|
3.
|
11
– 15
|
618
|
Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
pada percobaan ingenhouz, meliputi :
1. Kualitas air, kualtas air yang di gunakan dalam
percobaan ingenhous sangat mempengaruhi proses fotosintesis, jika air yang
digunakan mengandung banyak bakteri maka akan mempengaruhi terbentuknya
gelembung oksigen.
2. Intensitas penyinaran cahaya
matahari, jika cahaya yang masuk kedalam gelas
piala kurang maka gelombang oksigen yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
akan sedikit.
3. Kualitas dan hydrilla, daun hydrilla yang baik digunakan
dalam percobaan ingenhous sebaiknya yang baru di ambil dari tempat hidup daun
tersebut.
BAB
V
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: :
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk
karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari
dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Gelembung-gelembung yang timbul dari
percobaan menunjukkan dalam fotosintesis dihasilkan oksigen. Intensitas cahaya
matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada proses
ini.
2.
Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan
energi matahari, CO2 dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Bagian
daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman
yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya
fotosintesis. Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan
warna dan ini berarti tidak terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat amilum.
V. 2 Saran
V.2.1 Saran
untuk laboratorium
Sebaiknya fasilitas laboratorium
lebih diperbanyak agar proses percobaan yang akan dilakukan bisa lebih baik dan
lebih optimal.
V.2.2 Saran untuk asisten
Sebaiknya sebelum melakukan
praktikum, asisten memberikan penjelasan yang lebih jelas dan menyiapkan barang
sebelum praktikum dimulai seperti bahan yang memang di siapkan oleh laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Ellis, N., 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.
Kimball. J. W., 1992. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Salisbury. F. B dan Ross, C. W., 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid I. ITB. Bandung
Priestley. J., 1991. Fotosintesis. Erlangga. Jakarta.
Dwijosopoetro.
1962. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PERCOBAAN
II
FOTOSINTESIS
NAMA : MUH.AMIRSYAH
NIM : L21112014
HARI/TGL : RABU/ 3 OKTOBER 2012
KELOMPOK : IV
ASISTEN : ERVIANI LESTARI
LABORATORIUM
BIOLOGI DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012