Perubahan
warna pada hewan-hewan tersebut sangat mirip dengan perubahan warna
pada daun-daun yang berguguran, dimana daun yang gugur akan berwarna
oranye atau kuning. Warna tersebut sudah ada dalam daun tersebut namun
tertutup oleh pigmen klorofil yang berwarna hijau. Ketika pigmen
klorofil rusak di musim gugur, maka warna-warna lain di bawahnya pun
menjadi muncul dan terlihat.
Demikian
pula pada kepiting, udang, dan lobster. Mereka memiliki beberapa pigmen
warna yang berbeda-beda dalam cangkang mereka. Salah satu pigmen
berwarna tersebut adalah astaxanthin, pigmen ini akan menghasilkan warna
merah. Tetapi pigmen warna ini akan dibungkus dalam rantai protein yang
berwarna gelap sehingga cangkang terlihat berwarna gelap.
Pada
suhu normal dan ketika hidup, pigmen astaxanthin akan tetap tersembunyi
karena mereka ditutupi dengan rantai protein lain yang memberikan
cangkang mereka berwarna seperti yang kita lihat. Namun ketika kepiting,
udang, dan lobster tersebut dimasak atau dipanggang, rantai protein
tersebut akan rusak atau mengalami denaturasi sehingga pigmen merah
dalam kerang di bawahnya menjadi terlihat dengan jelas.
Paparan
panas ini menghancurkan lapisan protein, sedangkan astaxanthin masih
tetap stabil. Jadi, ketika Anda memasak kepiting, udang, dan lobster,
paparan panas akan merusak semua pigmen kecuali pigmen astaxanthin, yang
dengan demikian akan menyebabkan warna merah terang yang kita lihat
dalam kepiting, udang, dan lobster yang dimasak.
Terdapat
beberapa kasus dimana setelah dimasak kepiting, udang, dan lobster
tidak akan berubah warna. Kasus ini hanya terjadi pada kepiting, udang,
dan lobster albino. Bagaimana pun cara anda memasaknya, mereka tidak
akan berubah warna menjadi merah saat dimasak. Hal ini disebabkan karena
mereka sama sekali tidak memiliki pigmen warna dalam cangkang mereka
dan karena itu warna mereka akan sama baik sebelum dan setelah dimasak,
yakni putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar